Beranda | Artikel
Nilai-nilai Intangible
Selasa, 1 April 2014

Kata si Gorge yang melakukan penelitian para pengusaha (pebisnis), menyimpulkan bahwa tidak semua orang yang punya modal tangible bisa disebut pengusaha atau pebisnis. Bisa saja mereka menjadi pengusaha dalam waktu seminggu, sebulan, atau beberapa bulan ke depan tetapi selebihnya mereka bukan pengusaha lagi. …. Iya, banyak pebinis di negeri ini yang modalnya pas-pasan, tapi karena keadaan, … bisa jadi juga karena tidak ada pilihan lain terpaksa jadi pengusaha, atau para orang tua yang punya banyak fulus dan aneka fasilitas, menganjurkan atau mendukung anaknya jadi pengusaha aja, daripada kerja sama orang lain, ,,,, engga tega kalau anaknya diperintah-perintah sama orang lain kali ya …

Sebenarnya … pebisnis (yang ana maksud disini bisnis owner) itu kan …wujud manusia yang berbeda, …… Mengapa?, … coba saja perhatikan atau cermati baik-baik,…. Mereka itu (pebisnis) adalah orang-orang yang berani, …… berani menghadapi risiko, engga kenal yang namanya kapok, tangguh, ngga kenal lelah …. apalagi kalau lagi kebanjiran order, atau paling tidak bila dibandingkan dengan orang-orang yang kerjaannya menunggu tanggal gajian. Pokoknya komplit, mereka itu juga termasuk penikmat kesatuan rasa,….

• Ada rasa harap,

• Ada rasa cemas,

• Ada rasa penantian,

• Ada rasa ketidak pastian, …. Macam-macam rasa deh ….

Menurut si Gorge, modal intangible yang dibutuhkan untuk menjadi pengusaha adalah :

• Memiliki dorongan batin yang kuat untuk maju (personal drive)

• Memiliki fokus yang tajam tentang apa yang dilakukannya, dan kemana dia akan membawa usahanya (fokus)

• Memiliki kemampuan yang kuat untuk berinovasi (produk, sistem, cara, metode, service, dst … maaf kepanjangan)

• Memiliki sikap mental “saya bisa” (The I can mental attitude) dalam menghadapi persoalan-persoalan yang kedatangannya seperti tamu tak diundang

• Memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan (berdasarkan pengetahuan, pengalaman, skill, intuisi, dan akal sehatnya)

Memiliki kemampuan untuk “tampil beda” atau memunculkan keunggulan-keunggulan (kreatif)

Mengapa begitu? Ana engga tahu alasan si George tentang spiritual-mistikal yang mengilhami para pengusaha itu, tetapi secara logika saja deh …, mungkin kurang lebih ada dua alasan yang barangkali bisa dipahami :

Pertama, seandainya kita punya modal tangible yang oke punya, tetapi kita tidak memiliki intangible yang juga oke punya, maka modal tangible kita bukan malah nambah, bisa jadi berubah jadi utang. Tapi kalau kita punya modal intangible yang berlimpah, sementara modal tangible kita pas2an, ini masih bisa diatasi (jual aja idenya, atau cari temen yg percaya sama kita, ajak kerja sama he.. he…he).

Kedua, “keahlian” tidak bisa dibeli, atau ngga bisa pinjem dari orang lain “you can not buy the skill to be great” (kalau pake bahasa kerennya). Dengan kata lain, uang bisa minjem, gedung buat kantor bisa sewa atau numpang di rumah mertua (kalau ada), produk kita bisa nge-sub dulu atau nga-genin, tapi keahlian menjalankan bisnis, ngga bisa kita beli atau pinjam. Paling-paling kita pakai tenaga ahli (bayar), tapi tetap saja keahlian itu punyanya si tenaga ahli tsb.

Dari arsip milis pengusaha-muslim.com

Wassalamualaikum Wr. Wb,

Umar – Tukang Nasi


Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/325-nilainilai-intangible.html